Minggu, 07 November 2010

Laporan Praktikum

Kumpulan laporan Praktikum Univ. Syiah Kuala Banda Aceh


reaksi-redoks.docx
http://www.ziddu.com/download/12425704/reaksi-redoks.docx.html 

MIA_DASAR_KI-1111_PERCOBAAN_II_REAKSI-REAKSI_....pdf
http://www.ziddu.com/download/12425703/MIA_DASAR_KI-1111_PERCOBAAN_II_REAKSI-RE
AKSI_....pdf.html 


LAPORAN_PRAKTIKUM_FISIKA_DASAR.pdf
http://www.ziddu.com/download/12425815/LAPORAN_PRAKTIKUM_FISIKA_DASAR.pdf.html 

LAPORAN_PRAKTIKUMaaa.doc
http://www.ziddu.com/download/12425814/LAPORAN_PRAKTIKUMaaa.doc.html 

reaksi-redoks.docx.doc
http://www.ziddu.com/download/12425813/reaksi-redoks.docx.doc.html

reaksi-redoks.docx
http://www.ziddu.com/download/12425812/reaksi-redoks.docx.html 

LAPORAN_PRAKTIKUM.doc
http://www.ziddu.com/download/12425810/LAPORAN_PRAKTIKUM.doc.html

reaksi-redoks.docx
http://www.ziddu.com/download/12425704/reaksi-redoks.docx.html 



pemurnian-zat.docx
http://www.ziddu.com/download/12425702/pemurnian-zat.docx.html

17249270-Laporan-Kimia-Dasar-I.pdf
http://www.ziddu.com/download/12425701/17249270-Laporan-Kimia-Dasar-I.pdf.html 

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM PENGAMATAN SEL

LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI UMUM

PENGAMATAN SEL


Dosen Pembimbing:
1.   Ir. Liliek Harianie
2.   Kholifah Kholil, M.Si



Oleh:
ARIEF NUR HANDIKA
07610011





 









UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
JURUSAN MATEMATIKA
2007
BAB I
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang
          Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata latin cellulae yang berarti kamar-kamar kecil. Anton Van Leeuwenhoek melakukan banyak pengamatan terhadap benda-benda dan jasad-jasad renik serta menunjukkan pertama kali pada dunia ada “kehidupan di dunia lain” yang belum pernah dilihat oleh manusia.
          Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
          Dua orang ilmuwan dari Jerman yaitu Matt Lias Schleiden (ahli tumbuhan, 1804 – 1881) dan Theodor Schwann (ahli hewan, 1810 – 1882) menyimpulkan bahwa setiap makhluk hidup tersusun atas sel. Selanjutnya pada tahun 1885 seorang ilmuwan Jerman, Rudolf Virchow, mengamati bahwa sel dapat membelah diri dan membentuk sel-sel baru.

1.2     Rumusan Masalah
1.    Apa perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan?
2.  Jelaskan bagian-bagian sel tumbuhan?
3.  Apa struktur eksklusif yang dimiliki oleh tumbuhan?
4.  Jelaskan bagian-bagian sel hewan?

1.3     Tujuan
1.  Untuk mengetahui perbedaan ciri pokok antara sel hewan dan sel tumbuhan.
2.  Untuk mengetahui perbedaan ciri pokok antara sel hidup dan sel mati.
3.  Untuk mengetahui bagian-bagian sel tumbuhan beserta fungsinya.
4.  Untuk mengetahui bagian-bagian sel hewan beserta fungsinya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

          Sel merupakan unit terkecil tubuh makhluk hidup. Baik secara struktural maupun fungsional. Sel terdiri dari membran sel, sitoplasma, nukleus dan organel-organel lain yang masing-masing mempunyai fungsi khusus dan secara terpadu menyusun sistem yang kompak. (Tim Biologi, 2004).
          Setiap sel bergantung pada sel-sel yang lain untuk melakukan fungsi-fungsi yang tidak dapat dilakukan sendiri contohnya adalah sel saraf dengan cepat meneruskan sinar listrik ke dalam tubuh tetapi bergantung seluruhnya pada sel-sel darah merah untuk memberikan kepadanya oksigen yang amat diperlukannya. Meskipun tipe sel itu bermacam-macam, terdapat persamaan tertentu pada sifat-sifat bentuk dan fungsional yang lazim bagi kebanyakan sel. (Kimball, 1992).
          Pada umumnya sel itu bersifat mikroskopis, misalnya ovum dari bangsa burung dari beberapa alga. Besarnya dibatasi oleh membran. Suatu sel yang sangat aktif melakukan metabolisme tidak akan mempunyai volume yang besar. Dua bagian yang pokok dari sel adalah sitoplasma dan nukleus. Sitoplasma sebagai suatu zat cair yang kental yang berfungsi bagi sel, mitokondria, badan golgi, kloroplas, sentriol, glanula, dan pigmen. (Amiruddin, 1989).

Berikut ini adalah gambar struktur sel tumbuhan











Keterangan:
1.  Kloroplas                                                       q.  Retikulum endoplasma halus
2.  Vakuola                                                         r.   Vesikel golgi
3.  Nukleus                                                          s.  Badan golgi
a.  Plasmodesmata
b.  Membran plasma
c.  Dinding sel
d.  Membran tilakoid
e.  Amilum
f.  Vakuola
g.  Tonoplas
h.  Mitokondrion (mitokondria)
i.   Peroksisoma
j.   Sitoplasma
k.  Vesikel kecil bermembran
l.   Retikulum endoplasma kasar
m. Pori-pori nukleus
n.  Membran inti
o.  Nukleus
p.  Ribosom

Berikut adalah gambar struktur sel hewan











Bagain-bagian sel hewan dan fungsinya
a.  Membran Sel
Berfungsi untuk mengatur pertukaran zat, sebagai pelindung, tempat menerima rangsang.
b. Nukleus
Berfungsi sebagai tempat pengendalian aktivitas sel, tempat AND yang berfungsi sebagai faktor keturunan.
c.  Retikulum Endoplasma
Berfungsi sebagai sintetis dan transportasi berbagai macam zat kimia.
d. Kompleks Golgi
Berfungsi untuk merakit mikro molekul yang kaya karbohidrat.
e.  Ribosom
Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya sintesa protein.
f.  Mitokondria
Berfungsi sebagai tempat respirasi aerob.
g. Lisosom
Berfungsi sebagai tempat mencerna bahan-bahan dari luar sel dan bahan yang tidak dipakai dari dalam sel.
h. Badan Mikro
Berfungsi mengandung enzim katalase dan oksidasi disebut perolisisum, yang mengandung enzim untuk daun asam glioksiat disebut pada tumbuhan.
i.  Sentrosom
Berfungsi sebagai peran dalam pembelahan sel yaitu pada pergerakan kromatin.
j.  Sentriol
Berfungsi untuk mengontrol pembentukan benang-benang gelondong selama pembelahan sel.


          Sel tumbuhan termasuk sel eukariotik. Sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran inti (adapula yang menyebutnya sebagai selaput inti).
          Secara umum, sel tumbuhan memiliki struktur yang sama dengan sel hewan. Tetapi ada beberapa struktur yang secara eksklusif dimiliki tumbuhan, dan adapula struktur yang dimiliki hewan tetapi tidak dimiliki tumbuhan. Beberapa struktur eksklusif itu antara lain adalah:
1.  Plasmodesmata (tunggal: plasmodesma)
Merupakan pori-pori penghubung yang terletak pada dinding sel. Dengan adanya plasmodesmata, sel tumbuhan dapat berkomunikasi dengan sel lainnya. Selain berperan dalam komunikasi antar sel tumbuhan, plasmodesmata juga berperan dalam transport protein dan RNA duta dari sel ke sel lain.
2.  Plastida
Plastida dapat berdifferensiasi, salah satunya menjadi kloroplas. Kloroplas memiliki pigmen bernama klorofil, yang menyebabkan warna hijau. Dengan adanya kloroplas ini, tumbuhan mampu berfotosintesis.
3.  Dinding sel
Bila dilihat lewat mikroskop, sel tumbuhan akan tampak tersusun rapi dan memiliki bentuk tetap. Umumnya berbentuk segi enam. Berbeda dengan hewan, yang bentuknya tidak tetap. Hal ini dikarenakan sel tumbuhan memiliki dinding sel. Dinding sel tumbuhan tersusun dari selulosa, protein dan terkandung lignin (zat kayu).
4.  Vakuola yang besar
Vakuola pada sel tumbuhan besar. Sementara vakuola pada sel hewan cenderung kecil, bahkan tidak ada. Vakuola ini diselimuti oleh membran tonoplas. Vakuola ini berperan untuk menjaga turgor dan menyimpan cadangan makanan.
          Selain itu, adapula organel yang dimiliki oleh sel hewan, tetapi tidak dimiliki oleh sel tumbuhan, yaitu sentriol. Sentriol berperan dalam pemisahan kromosom pada tahap anafase. (Anonymous, 2007).




Untuk mengakses dan mendownload tugas kuliah ini selengkapnya anda harus berstatus Paid Member


PEMURNIAN ZAT

I.       TANGGAL PRAKTIKUM    : 
II.    JUDUL PRAKTIKUM           :  PEMURNIAN ZAT
III. TUJUAN                                   :
Untuk memurnikan zat dari pencemarannya

IV. DASAR TEORI                        :
Menurut Sukardjo (2002: 112) “Bila zat cair didinginkan, gerakan teranalisasi molekul-molekul menjadi lebih kecil dan gaya tarik molekul semakin besar hingga setelah mengkristal molekul mempunyai kedudukan tertentu di dalam kristal. Panas yang terbentuk pada kristalisasi disebut panas pengkristalan.”
Menurut Oxtoby (2003: 216) “Dalam pemurnian tembaga secara elektrolitis banyak lempeng-lempeng tembaga tak murni, yang berfungsi sebagai anode, diselingi dengan lembaran tipis tembaga murni (katode). Keduanya dicelupkan ke dalam larutan encer tembaga yang bersifat asam sewaktu tembaga dioksidasi dari anode tak, tembaga ini memasuki larutan dan bergerak ke katode, dan di sini membentuk lapisan dalam yang lebih murni.”
Menurut Mendham (2004: 472) “Faktor-faktor yang menentukan dalam analisis pengendapan adalah endapan dapat diubah menjadi zat murni dengan komposisi tertentu. Pengendapan dilakukan dalam larutan panas. Pada temperatur yang tinggi kecepatan kristalisasi bertambah, jadi menimbulkan kristal yang terbentuk lebih baik.
Menurut Dorensbqura (1987: 648) “Pada tekanan udara yang rendah zat padat guna bisa berlangsung menjadi bentuk gas, proses ini dinamakan sublimasi”.

V.    ALAT DAN BAHAN               :
A.    Alat
Alat-alat yang digunakan adalah gelas kimia 100 ml 2 buag, gelas kimia 400 ml 1buah, batang pengaduk 1 buah, corong kaca/corong Buchner 1 buah, kertas saring 3 buah, kaki tiga+kasa 1 buah, segi tiga 1 buah, cawan penguap 1 buah, kaca arloji1 buah, pembakar spritus 1 buah, alat destilasi 1 set, labu elemeyer 100 ml 1 buah, thermometer 1000C 1 buah.
B.     Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah: Asam benzoat yang tercemar (C6H5COOH) 0,5 gram, kamfer yang tercemar (C10H8O) 0,5 gram, garam dapur produk lokal (NaCl) 5 gram, gula pasir warna kecoklatan (C12H22U11) 5 gram, air suling (H2O) dan kapas.

VI. PROSEDUR KERJA/CARA KERJA :
  1. Rekristalisasi
a.       Dituangkan 50 ml air suling ke dalam gelas kimia 100 ml. Dipanaskan hingga timbul gelembung-gelembung.
b.      Dimasukkan 5 gram natrium klorida ke dalam gelas kimia 10 ml yang lain dan ditambahkan air panas tersebut sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga larut semua.
c.       Disaring campuran tersebut dalam keadaan panas dan ditampung filtratnya dalam gelas kimia, disiram endapan yang ditinggalkan dengan air panas. Dijenuhkan dengan pemanasan kemudian didinginkan hingga terbentuk kristal.
d.      Disaring yang dibentuk kemudian dikeringkan
e.       Dibandingkan warna kristal garam dapur dengan yang dihasilkan dengan warna kristal bahan dapur semula.
f.       Ditambah kristal murni yang dihasilkan kemudian dihitung rendemennya
g.      Diulangi cara kerja a-f untuk kristal gula pasir.
  1. Sublimasi
a.       Dimasukkan 1-2 gram karboksilat benzena tercemar ke dalam cawan penguap.
b.      Dibuat lubang-lubang kecil pada sehelai kertas saring dan ditutup permukaan cawan penguap dengan kertas saring tersebut.
c.       Disumbat dengan gelas wool atau kapas seperti gambar i.
d.      Diletakkan cawan tersebut di atas kasa dari pembakaran dinyalakan api, dipanaskan dengan api kecil.
e.       Dihentikan pembakaran setelah semua zat yang akan disublimasi habis,
f.       Dikumpulkan zat yang ada pada kertas saring dan corong bila ada digambarkan bentuk kristalnya
g.      Diulangi prosedur a-f untuk senyawa kamfer.
  1. Destilasi
a.       Dituangkan 50 ml air ke dalam labu destilasi 10 ml, ditutup labu tersebut dengan sumbat yang dilengkapi dengan thermometer. Reservior cairan pada thermometer harus tepat pada persimpangan pipa labu destilasi.
b.       Disusun alat labu destilasi seperti pada gambar 2 dan usahakan agar air dalam pendingin lebih mengalir dengan lambat dan metana dari bawah ke atas
c.       Dicatat temperatur pada saat pertama kali larutan mendidih dan tampunglah sebanyak sebayak mungkin, kemudian hitunglah rendamannya.

VII.  HASIL PENGAMATAN
A.    Sebelum Percobaan
No
Nama Bahan
Bentuk
Warna
1
2
3
NaCl tercemar
H2O
Kanfer
Kristal
Cair
Kristal
Putih kehitaman
Tidak berwarna
Merah muda

B.     Sesudah Percobaan
1.      Percobaan Rekristalisasi
H2O                       uap

NaCl                                  uap, gelembung-gelembung kecil, NaCl membentuk kristal.
2.      Percobaan Sublimasi
C10H8O                            Menguap, menghasilkan kristal naftalen yang berjelaga pada dinding corong kaca, berbentuk seperti daun, berwarna bening.
VIII.   REAKSI PERHITUNGAN
NaCl + H2O    NaOH + HCl
C12­H22O­11 + H2O → C12­H22O­11
C10­H8 + O­2 → C10­H8(OH)­12
H2O(l)   2O(g)

IX.     PEMBAHASAN
Menurut hasil percobaan, sesuai dengan teori pada penuntun kimia halaman 1 bahwa rekristalisasi adalah pemurnian zat padat dari pencemarannya dilakukan dengan melarutkan zat tersebut ke dalam pelarut yang sesuai kemudian dikristalkan kembali.
Pada percobaan rekristalisasi, pada natrium klorida menggunakan air sebagai pelarut, karena pelarut tersebut dapat digunakan untuk pemisahan zat. Pertama kali dituang 50 ml air suling ke dalam gelas kimia 100 ml. Dipanaskan hingga timbul gelembung-gelembung dimasukkan 5 gram NaCl tercemar ke dalam gelas kimia 100 ml yang lain dan ditambah air panas sedikit demi sedikit ke dalam NaCl keruh. Kemudian laruta tersebut disaring hingga tidak terlihat keruh namun berwarna putih kabut. Kemudian jenuhkan dengan pemanasan selama beberapa saat. Pada menit kelima pemanasan air sudah panas, belum mendidih warna masih seperti semula, pada menit ke-10 air mulai berkurang sebanyak 10 ml (dari 50ml – 40ml), setelah 5 menit kemudian yaitu menit ke-15 pemanasan warna lebih berkabut dan mulai ada gelembung-gelembung, larutan juga berkurang menjadi 32 ml, menit ke 25 larutan natrium klorida mengental dan gelembung semakin banyak. Pada menit ke 30 larutan sudah sangat mengental dan gelembung pun semakin menebal seperti buih dan larutan berkurang menjadi 20 ml. kemudian pada menit ke 35 terbentuk kristal, dan dapat dibandingkan NaCl murni yang dibentuk pada proses rekristalisasi lebih putih dibandingkan garam semula.
Pada percobaan sublimasi yang menggunakan naftalen sebagai bahannya. Mula-mula naftalen yang tercemar dimasukkan ke cawan penguap dan ditutup dengan kertas saring yang sudah dilubangi kemudian ditutup dengan corong kaca yang disumbat dengan kapas, lalu dipanaskan dengan api kecil. Setelah 5 menit kemudian mulai timbul uap naftalen pada dinding corong kaca dan menit ke 7 semua telah habis teruap. Pada dinding corong kaca yang menempel/menjelaga dengan warna bening bentuknya seperti daun paku.
Hal ini juga sesuai dengan teori yang terdapat pada penuntun kimia pada halaman 1 yang menyatakan bahwa “sublimasi adalah proses perubahan zat pada menjadi  uap dan uap terkandensasis langsung menjadi padat tanpa melalui fase cair yang terjadi pada naftalen tersebut.

Gambar bentuk kristal naftalen:





X.        KESIMPULAN
Untuk pemurnian zat ada beberapa cara yang dapat dilakukan pada proses pada proses pemurnian zat yaitu: rekristalisasi, sublimasi dan destilasi.
Pada proses rekristalisasi pemisahan zat terlarut dengan pencemarnya dapat dipisahkan dengan cara penguapan tanpa menggunakan H2O
Pada proses sublimasi dapat dipisahkan dengan cara penguapan tanpa menggunakan H2O.
Setelah menggunakan percobaan warna dan wujudnya berubah.
http://muttaqinhasyim.files.wordpress.com/2009/07/pemurnian-zat.docx

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA REAKSI REDOKS DAN ELEKTROLISIS

I.       TANGGAL PRAKTIKUM    :  23 Desember 2006
II.    JUDUL PRAKTIKUM            :  REAKSI REDOKS DAN ELEKTROLISIS
III. TUJUAN                                    :
Untuk mengamati dan mempelajari reaksi redoks dan reduksi serta elektrolisis.
http://muttaqinhasyim.files.wordpress.com/2009/07/reaksi-redoks.docx

IV. DASAR TEORI                        :
Menurut Martoyo (1994: 192) “Reaksi dalam suasana asam (H+) berbeda dengan redoks dalam suasana basa (OH-). Persamaan reaksi redoks  dap[at dilakukan dengan dua cara yaitu ½ (setengah) reaksi atau metode bilangan oksidasi. Dalam reaksi kimia yang terjadi pada sel elektrokimia berlangsung spontan dan menghasilkan arus listrik yang sangat berguna”
Purba mengatakan (1994: 203) “reaksi kimia yang disertai dengan  perubahan bilangan oksidasi disebut reaksi redoks. Reduksi adalah penyerapan elektron atau penurunan bilangan oksidasi dan oksidasi adalah penangkapan elektron atau kenaikan bilangan oksidasi dan pelepasan elektron.”
Menurut Parning (2001: 105) “Sel eletrolisis ion positif (kation) dari larutan elektrolit akan tertarik ke katoda, selanjutnya mengalami reduksi menjadi atom netral. Ion negatif (anion) akan tertarik ke anoda selanjutnya teroksidasi sehingga menjadi atom netral. Pada elektrolisi, reaksi terjadi pada anoda dan reaksi reduksi terjadi pada katoda yang berarti sama seperti sevolta.”
Menurut Sutresna (1994: 122) “Reaksi redoks adalah reaksi penerima dan pelepasan elektron (adanya transfer elektron). Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron (reaksi terjadinya kenaikan biloks).”
V.    ALAT DAN BAHAN               :
A.    Alat
Alat-alat yang digunakan adalah tabung reaksi dan raknya, tabung U, gelas kimia 100 ml, gelas kimia 200ml, volt meter dan logam Zn.
B.     Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan KMnO4 (Kalium permangat), larutan HCl3 (kloroform), larutan HCl (asam klorida), larutan NaOH (natrium hidroksida), larutan Na2O2 (natrium peroksida), larutan KI (kalium ionida), larutan CuSO4 (tembaga sulfat), larutan K2Cr2O7 (kalium bikromat), larutan NaI (natrium ionida), larutan Na2S2O3 (natrium triosulfat).

VI. PROSEDUR KERJA/CARA KERJA
  1. Reaksi Redoks
a.       Ke dalam 2 buah tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan KMaO4 0,1 M, pada tabung 1 teteskan 5 tetes HCl 2M. pada tabung 2 dengan 5 tetes NaOH 2 M, diamati.
b.      Seperti pada prosedur a, gunakan H2O2, menggantikan larutan KMaO4, diamati.
c.       Ke dalam gelas kimia 100 ml dimasukkan 10 ml larutan CuSO4 1 M, kemudian celupkan lempeng Zn, setelah 5 menit angkat lempeng Zn dari larutan. Diamati perubahan yang terjadi.
d.      Ke dalam tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan K2Cr2O7 0,1 M. Kemudian ditambahkan 1 ml larutan HCl 2 M dan 1 ml larutan NaI 0,1 M. diamati.
e.       Ke dalam sebuah tabung reaksi diisi dengan 2 ml larutan Na2S2O3 0,1M, kemudian tambahkan 2 ml larutan HCl 0,1, diamati.
  1. Eletrolosis
a.       Ke dalam tabung U dimasukkan larutan KI 0,2 M sampai 2 cm dari mulut tabung.
b.      Dimasukkan elektroda pada mulut tabung dan hubungkan dengan sumber arus searah volt sekma, 5 menit kemudian putuskan kontak.
c.       Dicatat perubahan yang terjadi pada kedua mulut tabung tersebut.
d.      Diamati 2 ml larutan yang ada pada ruang katoda dengan pipet, pindahkan ke dalam tabung reaksi kemudian tambahkan 3 tetes larutan fenolptelein (pp) diamati.
e.       Diambil 2 ml larutan dari ruang anoda dengan pipet kemudioan dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan tambahkan 1 ml kloroform (HCl3) kocok dan amati.






VII.      HASIL PENGAMATAN
A.    Sebelum Percobaan
No
Nama Bahan
Bentuk
Warna
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
KMnO4
HCl
H2O2
CuSO4
Lempeng ZN
K2Cr2O7
NaI
Na2S2O3
KI
NaOH
Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
Cair
Ungu pekat
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Biru
Perak
Kuning
Tidak berwarna
Tidak berwarna
Kuning
Tidak berwarna

B.     Sesudah Percobaan
·         Reaksi Redoks
1.      Tabung I      : KMnO4 + HCl          warna tidak berubah ungu pekat dan larutan lebih encer
Tabung II    : KMnO4 +NaOH       warna sama tidak berubah ungu pekat.
2.      Tabung I      :  H2O2 + HCl              larutan tidak berwarna
Tabung II    :  H2O2 + NaOH          larutan tidak berwarna, timbul gelembung
3.      CuSO4 +Zn+  → Cu2+ + ZnSO4      larutan tetap berwarna biru, timbul gelembung, lempeng Zn coklat (terjadi pengkaratan).
4.      K2Cr2O7 + HCl                              warna larutan coklat tua
K2Cr2O7 + HCl +NaI                     larutan berwarna coklat, endapan berwarna hitam
5.      Na2S2O+ HCl                               larutan berwarna putih
·         Elekrolisis
KI terjadi dengan 2 reaksi yaitu:
-          Katoda → larutan tidak berwarna, menerima elektron.
-          Anoda – larutan berwarna kuning, melepaskan elektron
-          Katoda + PP → larutan berwarna ungu
-          Anoda + HCl → larutan tidak berwarna

VIII.   PERHITUNGAN
-          KMaO4 +HCl → KCl +HMnO4
-          KMaO4 + NaOH → NaMnO4 + KOH
-          4H2O2 + 2 HCl – Cl+ + 4 H2O + OH
-          2 H2O2  + 2NaOH → Na+ + 4H2O + OH
-          CuSO4 + Zn → Cu + ZnSO4
-          K2Cr2O7 + 2HCl → + 2KCl + 2Na + 2CrI +H2O7
-          Na2S2O3 + HCl → 2 NaCl + H2S2O3

IX. PEMBAHASAN
Pad percobaan reaksi redoks bahan yang digunakan adalah 2 ml larutan kalium permangat, yang berwarna ungu pekat setelah itu diteteskan 5 tetes asam klorida 2 M, warna yang dihasilkan berwarna hijau  pekat dan larutan yang dihasilkan juga lebih encer. Sedangkan pada larutan kalium permangat yang telah ditambah 5 tetes natrium hidroksida, larutan yang dihasilkan tetap juga ungu pekat, akan tetapi larutan yang dihasilkan lebih kental.
Pada 2 ml hidrogen diokasida, yang larutannya tidak berwarna, setelah ditambahkan 5 tetes asam klorida 2 M, larutan yang dihasilkan juga tidak berwarna, akan tetapi larutan tersebut menimbulkan gelembung-gelembung gas (udara) pada dinding tabung raaksi.
Pada percobaan redoks selanjutnya yang digunakan adalah 2 ml tembaga sulfat yang berwarna biru dan setelah dicelupkan logam zink terjadi proses karasi (perkaratan), maka logam zink berwarna coklat dan pada larutan timbul gelembung-gelembung.
Pada 2 ml larutan kalium bikromat yang berwarna coklat muda dan setelah ditambahkan  1 ml asam klorida lr tersebut tetap berwarna coklat hanya lebih pekat dan kemudian selanjutnya ke dalam larutan tersebut ditambahkan larutan iodida sebanyak 1 ml. Larutan yang dihasilkan berwarna coklat tua dan timbul endapan yang berwarna hitam. Sedangkan pada natrium iodida yang ditambahkan asam hidroksida, larutan yang dihasilkan berwarna putih susu.
Pada percobaan eletrolisis terjadi dua reaksi yaitu katoda dan anoda. Pada katoda menerima elektron dan anoda melepas elektron. Pada 2 ml KI yang diisi ke dalam tabung U berwarna kuning, kemudian diisi 2 buah lempeng anoda dan katoda. Pada katoda yang menerima elektron larutan yang dihasilkan tidak berwarna. Sedangkan pada anoda berwarna kuning, kemudian pada larutan katoda ditambahkan kloroform menghasilkan larutan tidak berwarna.

X.    KESIMPULAN
-          Reduksi merupakan penyerapan atau penerimaan elektron yang terjadi di katoda.
-          Oksidasi merupakan pelepasan atau kenaikan bilangan oksidasi terjadi di anoda.
-          Pada percobaan kalium permangat yang ditambah asam klorida larutan yang dihasilkan lebih encer dari pada yang ditambah natrium hidroksida.
-          Pada percobaan hidrogen peroksida ditambah asam klorida larutan yang dihasilkan tidak berwarna dan yang ditambah natrium hidroksida timbul gelembung.
-          Pada katoda larutannya mengalami perubahan menjadi warna ungu sedangkan pada anoda tidak adanya perubahan warna.

JAWABAN SOAL
1.      Reaksi redoks pada percobaan I di atas
MnO4 + Cl- → Mn2+ + Cl2
I/II MnO4     → Mn2+
           2Cl-  → Cl2
III MnO4-    → Mn2+ + 4H2O
           2Cl-  → Cl2
IV 8H+ + MnO4- → Mn2+ + 4H2O
                  2Cl-   → Cl2
     8H+ + MnO4- → Mn2+ + 4H2O            2
                  2Cl-   → Cl2                                      5
   16 H+ + 2MnO4- + 10e → 2Mn2+ + 8H2O
                                10Cl- → 5Cl2
  16 H+ + 2MnO4- + 10e   → 2Mn2+ + 5Cl2 + 8H2O

2.      Reaksi Elektrolisis pada percobaan 2
KI → K+ + I-
Katoda : 4H2O + 4e → 4OH- +H2
Anoda : 2I- → I2 + 2e