Merkuri (Hg) adalah unsur renik pada kerak bumi. Pada perairan alami, Hg juga ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil. Hg merupakan satu-satunya logam yang berada dalam bentuk cairan pada suhu normal. Hg terserap dalam bahan-bahan partikulat dan mengalami presipitasi. Pada dasar perairan anaerobik, Hg berkaitan dengan sulfur.
Merkuri anorganik dapat mengalami transformasi menjadi metil merkuri (merkuri organik) yang di perairan alami dipengaruhi oleh keberadaan mikroba, karbon organik, pH dan suhu. Metil merkuri dapat mengalami bioakumulasi dan biomagnifikasi pada biota perairan, baik secara langsung maupun jala makanan (food web). Organisme yang berada pada rantai paling tinggi (top carnivora) memiliki kadar Hg lebih tinggi dari organisme di bawahnya (palar,1994).
Kasus Minamata di Jepang pada tahun 1959 menunjukkan dampak yang terjadi akibat pencemaran logam berat pada manusia. Para penderita umumnya kehilangan keseimbangan sistem saraf akibat keracunan produk laut seperti ikan dan kerang-kerangan (shellfish) yang terkontaminasi dengan logam berat Hg dari pabrik yang memproduksi pupuk organik dan membuang limbahnya tanpa diolah terlebih dahulu ke teluk Minamata. Akibat tinginya metil merkuri di perairan tersebut maka organisme laut yang ada terkontaminasi sampai >100 ppm. Beberapa penderita tidak dapat tertolong, sedangkan mereka yang dapat diselamatkan ternyata melahirkan anak-anak dengan cacat bawaan (Supriharyanto, 2002).
WHO menetapkan batasan kandungan Hg maksimum sebesar 0.0001 ppm untuk air. Level maksimum konsentrasi metil merkuri dalam ikan dan produk perikanan sesuai ketentuan FDA tahun 1998 adalah 1.00 ppm berlaku di Amerika Serikat dan 1.00 mg/kg berat basah untuk negara-egara Eropa.
Merkuri anorganik dapat mengalami transformasi menjadi metil merkuri (merkuri organik) yang di perairan alami dipengaruhi oleh keberadaan mikroba, karbon organik, pH dan suhu. Metil merkuri dapat mengalami bioakumulasi dan biomagnifikasi pada biota perairan, baik secara langsung maupun jala makanan (food web). Organisme yang berada pada rantai paling tinggi (top carnivora) memiliki kadar Hg lebih tinggi dari organisme di bawahnya (palar,1994).
Kasus Minamata di Jepang pada tahun 1959 menunjukkan dampak yang terjadi akibat pencemaran logam berat pada manusia. Para penderita umumnya kehilangan keseimbangan sistem saraf akibat keracunan produk laut seperti ikan dan kerang-kerangan (shellfish) yang terkontaminasi dengan logam berat Hg dari pabrik yang memproduksi pupuk organik dan membuang limbahnya tanpa diolah terlebih dahulu ke teluk Minamata. Akibat tinginya metil merkuri di perairan tersebut maka organisme laut yang ada terkontaminasi sampai >100 ppm. Beberapa penderita tidak dapat tertolong, sedangkan mereka yang dapat diselamatkan ternyata melahirkan anak-anak dengan cacat bawaan (Supriharyanto, 2002).
WHO menetapkan batasan kandungan Hg maksimum sebesar 0.0001 ppm untuk air. Level maksimum konsentrasi metil merkuri dalam ikan dan produk perikanan sesuai ketentuan FDA tahun 1998 adalah 1.00 ppm berlaku di Amerika Serikat dan 1.00 mg/kg berat basah untuk negara-egara Eropa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar